First Step to Forever
Aku melangkahkan kakiku. Berat. Diiringi dengan helaan napas yang tak mampu ku bendung. Haah. Malas rasanya bergerak. Tubuhku seakan terpaku ke bumi. Langkah pertama memang ujian yang paling berat dalam hidupku. Dalam setiap hal yang kulakoni, tak pernah ada awal yang ringan. Ragaku seakan menolak akan setiap pemikiran yang dilahirkan otakku. Kemana jiwaku? Entahlah. Jejaknya telah lama hilang. Minggat. Perlahan aku mengedarkan mataku ke sekeliling. Hmm. Itu-itu saja. Membosankan. Saat tidak ada energi positif di dalam diriku, dunia terasa hampa dan hambar. Tidak ada warna menarik, ataupun motivasi untuk mendorong badanku maju bergerak. Monochrome. Ya, aku seakan hidup di dunia hitam putih yang memusingkan. Ternyata manusia memang menyukai keindahan, warna, melodi, lukisan, dan energi. Selanjutnya aku menarik nafas dalam. Ugh. Rasanya aku ingin batuk-batuk parah saat menghirup aroma dan udara perkotaan yang pekat. Hmm, satu alasan lagi yang menahanku ke bumi. Entahlah