Posts

First Step to Forever

Aku melangkahkan kakiku. Berat. Diiringi dengan helaan napas yang tak mampu ku bendung. Haah. Malas rasanya bergerak. Tubuhku seakan terpaku ke bumi. Langkah pertama memang ujian yang paling berat dalam hidupku. Dalam setiap hal yang kulakoni, tak pernah ada awal yang ringan. Ragaku seakan menolak akan setiap pemikiran yang dilahirkan otakku. Kemana jiwaku? Entahlah. Jejaknya telah lama hilang. Minggat. Perlahan aku mengedarkan mataku ke sekeliling. Hmm. Itu-itu saja. Membosankan. Saat tidak ada energi positif di dalam diriku, dunia terasa hampa dan hambar. Tidak ada warna menarik, ataupun motivasi untuk mendorong badanku maju bergerak. Monochrome. Ya, aku seakan hidup di dunia hitam putih yang memusingkan. Ternyata manusia memang menyukai keindahan, warna, melodi, lukisan, dan energi. Selanjutnya aku menarik nafas dalam. Ugh. Rasanya aku ingin batuk-batuk parah saat menghirup aroma dan udara perkotaan yang pekat. Hmm, satu alasan lagi yang menahanku ke bumi. Entahlah

When You Think You're Unlucky

Terkadang, ada suatu hari dimana kita merasa "Sial sekali aku hari ini!" Mulai dari menyenggolkan mobil kesayangan pada tiang tak bersalah, dibuat kesal oleh pengemudi kendaraan di jalan raya yang panas dan berasap, sampai mendapati bahwa salah satu benda milik kita telah hilang, Saat kita mulai merasa mendapat perlakuan tidak adil dan kesal karenanya, sisa kejadian yang padahal tidak bermakna menjadi benih. Benih amarah yang membuat hati sedih dan hari menjadi kelabu. Pada titik ini, buka mata dan hati lebar-lebar mana tahu ada kebaikan-kebaikan kecil yang kita lewatkan. Ternyata hasil jualan mendapat keuntungan, walau tak seberapa tetap saja untung. Ternyata lecet hasil menyenggolkan mobil tidak begitu parah, dan benda yang kita kira hilang tertinggal di rumah teman. Wah wah. Jadi sesungguhnya aku tidak sial, kah? Mungkin iya, mungkin tidak. Semua tergantung dari cara kita menghadapinya. Boleh saja merasa kesal dan kelabu namun jangan diseret terlalu lama. Kasihan hati dan